7.24.2009

Tawakal bukan berarti tidak berusaha

Kita berlindung kepada ALLAH dari doa yang tidak diterima dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari pekerjaan yang tidak berguna, Ya ALLAH jadikanlah kehidupan kami untuk senantiasa menambah kerundukan jiwa, menambah ilmu demi ilmu dan amal demi amal menurut pandangan Engkau yang haq Alhamdulillah, syukur kita pada Allah SWT. Masih lagi diberi kesempatan untuk menghirup udara-Nya yang sejuk segar sahabat Semoga kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk melakukan kebaikan (mengumpul bekalan), ameen.
Banyak di antara para ulama yang telah menjelaskan makna tawakal, diantaranya adalah 


  • Al Allamah Al Munawi. Beliau mengatakan, “Tawakal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang ditawakali.” (Faidhul Qadir, 5/311).  
  • Ibnu ‘Abbas radhiyallohu’anhuma mengatakan bahwa tawakal bermakna percaya sepenuhnya kepada Allah Ta’ala.  
  • Imam Ahmad mengatakan, ”Tawakal berarti memutuskan pencarian disertai keputus-asaan terhadap makhluk.”  
  • Al Hasan Al Bashri pernah ditanya tentang tawakal, maka beliau menjawab, ”Ridho kepada Allah Ta’ala”  
  •  Ibnu Rojab Al Hanbali mengatakan, ”Tawakal adalah bersandarnya hati dengan sebenarnya kepada Allah Ta’ala dalam memperoleh kemashlahatan dan menolak bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat secara keseluruhan.”   
  • Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, ”Tawakal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan.”  
  • Ibnul Qayyim berkata, ”Tawakal adalah faktor paling utama yang bisa mempertahankan seseorang ketika tidak memiliki kekuatan dari serangan makhluk lainnya yang menindas serta memusuhinya. Tawakal adalah sarana yang paling ampuh untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah sebagai pelindungnya atau yang memberinya kecukupan. Maka barang siapa yang menjadikan Allah sebagai pelindungnya serta yang memberinya kecukupan, maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya.” (Bada’i Al-Fawa’id 2/268) 
  • Bukti yang paling baik adalah kejadian nyata, Imam Al Bukhori telah mencatat dalam kitab shohih beliau, dari sahabat Ibnu Abbas rodhiyallohu anhuma, bahwa ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke tengah-tengah api yang membara beliau mengatakan, “Hasbunallohu wa ni’mal wakiil.” (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Alloh adalah sebaik-baik pelindung). Perkataan ini pulalah yang diungkapkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk memerangimu, maka waspadalah engkau terhadap mereka.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam bab Tafsir. Lihat Fathul Bari VIII/77)  
  • Ibnu Abbas berkata, “Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ke tengah bara api adalah: ‘Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung’.” (HR. Bukhori) 


Mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan usaha. Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berusaha sekaligus bertawakal. Berusaha dengan seluruh anggota badan dan bertawakal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada Allah Ta’ala. Sebagian orang mungkin ada yang berkata, “Jika orang yang bertawakal kepada Allah itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit?” Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang itu tentang hakikat tawakal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakal dan diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan, pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakal kepada Alloh Yang Maha Esa sebagai tempat bergantung.Lihat hadisnya

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sahabat telah berkunjung di blog sederhana ini
saya ada blog yang lain yaitu taman kunang-kunang terimakasih

Artikel

Followers